Rabu, 22 Desember 2010

Meningkatkan Kualitas Pendidikan melalui Pelatihan Guru

Meningkatkan Kualitas Pendidikan melalui Pelatihan Guru PDF Print
Thursday, 23 December 2010
Pelatihan bagi guru sangat membantu meningkatkan standar kompetensi tenaga pendidik agar lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar. Guru adalah pilar penentu kecerdasan bangsa. Guru berkualitas akan melahirkan generasi penerus yang berkualitas pula. Tapi ternyata belum semua guru di Indonesia memiliki standar kompetensi yang memadai. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional 2009, 57,40% guru Indonesia berada di bawah syarat standar yang diperlukan. Berangkat dari fakta tersebut Bank BTN berinisiatif meluncurkan Educator Empowerment Program (EEP), sebuah program pelatihan dan pemberdayaan tenaga pendidik yang memfokuskan diri pada peningkatan kualitas guru. Program yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) ini menjadi bukti nyata komitmen Bank BTN terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia.

 “Kami harap Educator Empowerment Program dapat memberikan manfaat dan nilai lebih bagi tenaga pendidik di Tanah Air,serta turut mendukung langkah-langkah pemerintah dalam program pencerdasan bangsa yang berkelanjutan,” ujar Corporate Secretary Bank BTN, Rakhmat Nugroho. Rakhmat mengungkapkan bahwa EEP, yang dimulai November 2010, akan berlangsung enam bulan, dengan jumlah peserta pelatihan 50 guru dan kepala sekolah dari 12 SD di Tangerang.Menurutnya, Tangerang dipilih sebagai proyek percontohan (pilot project) EEP lantaran kawasan ini terdekat dari Ibu Kota dan merupakan wilayah yang potensial karena mempunyai prospek untuk berkembang lebih baik.


Untuk itu perlu didukung dengan sumber daya yang mempunyai kompetensi lebih. Ini diharapkan dapat diberikan dari para pendidik yang mendapatkan program EEP. “Dengan melatih 50 guru dan kepala sekolah dari 12 SD di Tangerang ini,maka setidaknya lebih dari 2.000 murid akan merasakan dampak positif program ini terhadap proses belajar dan mengajar di sekolah,”katanya.

Kerja sama dengan Sampoerna Foundation Dalam program EEP ini Bank BTN menggandeng Putera Sampoerna Foundation (PSF) yang telah berpengalaman dalam dunia pendidikan melalui Sampoerna School of Education Outreach. Pihak Sampoerna yakin cara efektif memperbaiki pola belajar dan mengajar salah satunya dimulai dari tingkat sekolah paling dasar, yakni sekolah dasar (SD). Di dalam lingkungan SD murid diharapkan dapat memahami pelajaran secara cepat dari pola mengajar yang diberikan para gurunya Karena itu pemberian pelatihan bagi pengajar di tingkat SD sangatlah tepat. Public Relations PSF Astried Anggraini mengatakan, melalui EEP para trainer akan menggali berbagai metode pembelajaran terkini dan telah teruji untuk dapat mengubah kebiasaan mengajar yang semula masih berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. “Guru dan kepala sekolah yang menjadi peserta EEP diharapkan mampu membuka pikiran dan mengubah paradigma lama, sehingga mereka dapat membimbing dan mengembangkan potensi siswa dengan lebih baik,”tuturnya.

Modul Pelatihan EEP Astried memaparkan, peserta pelatihan EEP akan mendapatkan berbagai modul pelatihan, di antaranya pelatihan manajemen kelas, kepemimpinan, profesionalisme dalam mengajar,serta cara mengajar efektif. Untuk memudahkan, modul disampaikan dalam tiga sesi terpisah. Sesi perubahan paradigma untuk mendorong peserta menjadi pendidik profesional, sesi pengembangan lingkungan belajar yang positif dan produktif, serta sesi strategi pembelajaran yang kooperatif. “Beragam pembekalan tersebut dapat memacu kemampuan guru dalam mengembangkan rencana pembelajaran yang berkualitas dan bisa diterima oleh para muridnya.

Dalam manajemen kelas, para guru juga dituntut untuk mampu menerapkan komunikasi dua arah,”tuturnya. Sampoerna menjamin seluruh materi pelatihan yang didukung melalui program CSR Bank BTN tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga peserta diharapkan tidak sulit menerapkannya kembali di dalam kelas. Selain itu, para guru juga dikenalkan dengan inovasi mengajar agar pembelajaran di kelas tidak melulu textbook, melainkan juga memanfaatkan multimedia.

Misalnya pembelajaran sejarah tentang sosok Daendels yang memerintahkan pembangunan jalan dari Anyer-Panarukan pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia tentu lebih menarik jika dipresentasikan dengan program komputer Power Point. “Pemanfaatan multimedia dalam pengajaran di sekolah internasional dan swasta memang sudah biasa, tapi untuk SD negeri mungkin masih merupakan suatu terobosan. Kami ingin ada pemerataan di semua sekolah,” ujar Astried.

EEP Merupakan Program Berkelanjutan Astried menambahkan, kendati EEP hanya akan berlangsung enam bulan, BTN memperkenankan peserta untuk berkonsultasi dengan para trainer jika menemui kesulitan selepas pelatihan usai. Pihak PSF dan Bank BTN juga akan memantau dan melakukan pendampingan terhadap penerapan materi pelatihan oleh guru di kelas guna memastikan efektivitas program berkelanjutan dan bermanfaat bagi peserta didik serta masyarakat umum sekitarnya.

Hal tersebut juga sejalan dengan salah satu misi Bank BTN, yakni memedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.Hal ini antara lain diwujudkan pada 2007,di mana Bank BTN mengalokasikan dana Rp1,5 miliar untuk program beasiswa bagi anak yatim, pembangunan sekolah dan bantuan bencana. Pada tahun tersebut,Bank BTN bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation menyalurkan beasiswa bagi 794 siswa dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain beasiswa bagi anak yatim dan siswa berprestasi, program CSR Bank BTN juga akan diarahkan pada beasiswa bagi siswa tidak mampu dan para pendidik. “Mulai 2011 Bank BTN akan membidik tiga sasaran penerima beasiswa yaitu siswa berprestasi,siswa miskin, dan pendidiknya.Program ini juga bekerja sama dengan sejumlah universitas di daerah di seluruh Indonesia,” papar Rakhmat Nugroho. (inda susanti)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar