Rabu, 08 Desember 2010

Bencana Banjir

Bencana Banjir
Bengawan Solo Masih Siaga II Banjir
Kamis, 9 Desember 2010 | 06:52 WIB
BOJONEGORO, KOMPAS.com - Ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, Jatim, Kamis, berangsur-angsur surut hingga mencapai 14,06 meter (siaga II), namun kewaspadaan tetap dilakukan.

"Air memang masih aman, justru kondisi ini cukup berbahaya, sebab semua tempat penampungan air, juga anak sungai di daerah hilir penuh dengan air," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto, Kamis (9/12/2010).

Sementara, ketinggian air Bengawan Solo, di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota Bojonegoro, turun dibawah siaga banjir dengan ketinggian 25,85 meter pukul 06.00 WIB.

Menurut penjaga piket banjir di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Suyono, tidak ada laporan masuk ketinggian air Bengawan Solo di Ngawi dan Jurug, Solo, Jawa Tengah.

"Kondisi air di daerah hulu Jateng, relatif aman, bisa dilihat turunnya air di Karangnongko," katanya.

Diperkirakan, ketinggian air di daerah hilir Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, akan berangsur-angsur surut, sepanjang tidak ada tambahan dari hujan lokal.

Sementara itu, genangan air banjir bandang dari wilayah selatan Bojonegoro, di sejumlah desa di Kecamatan Kapas, Dander, dan Kota, juga mulai surut dengan difungsikannnya pompa air penghisap di tiga lokasi yang kapasitasnya mencapai 7.000 liter/detik.

Namun, dengan adanya genangan air banjir yang tidak bisa terbuang ke sungai terpanjang di Jawa itu selama tiga hari lebih itu, mengakibatkan rusaknya areal tanaman padi seluas 536 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Dander, Kota dan Kapas, dengan total kerugian mencapai Rp1 miliar lebih.

Menanggapi kerugian itu, Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Bojonegoro, Sarif Usman mendesak, Pemkab Bojonegoro, memberikan bantuan kepada para petani di Bojonegoro yang gagal panen akibat tanaman padinya rusak diterjang banjir bandang.

Kerugian petani yang baru tanam diperkirakan mencapai Rp 1,5 juta, sedangkan tanaman padi yang sudah berumur satu bulan lebih mencapai Rp 5 juta, mulai biaya sewa tenaga kerja, pemupukan juga perawatan.

"Paling tidak para petani bisa mendapatkan bantuan benih gratis," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar