Rabu, 10 November 2010

Semarang Banjir,Lima Tewas

Semarang Banjir,Lima Tewas PDF Print
Wednesday, 10 November 2010
Image

BANJIR BANDANG Pengendara sepeda motor melintas di dekat salah satu sisi bangunan SMP Ndondong yang rusak diterjang banjir bandang, di Kelurahan Wonosari, Ngaliyan, Semarang, Jateng, kemarin.

SEMARANG(SINDO) – Lima orang tewas akibat banjir bandang,karena jebolnya tanggul Sungai Beringin di Kelurahan Wonosari,Semarang, Jawa Tengah yang terjadi pada Selasa (9/11).

Dari informasi yang di himpun hingga kemarin menyebutkan korban tewas, yakni Mohammad Abdul Rozak, 1,5 tahun, Khoirul, 1 tahun, dan Rizki 2 bulan.Ketiganya adalah warga Kampung Dondong,RT01/06 Kelurahan Wonosari. Dua korban lainnya,Yayuk warga Amarta, 11, PerumTembalang Regency,Tembalang, yang tewas di dalam mobil karena terseret arus air,dan korban lain yang baru saja ditemukan pukul06.30 WIB,kemarin,Sukayati, 25,warga Kelurahan Mangunharjo. Sukayati ditemukan petugas tersangkut bersama sampah di kawasan tambak, Kelurahan Panggung, dalam sebuah penyisiran.

“Kami mendapatkan laporan dari warga salah satu anggota keluarganya tidak ditemukan.Pagi ini (kemarin) korban berhasil ditemukan,” beber salah seorang petugas Basarnas Kota Semarang,Agus. Selain mengakibatkan korban jiwa, banjir bandang bercampur lumpur juga merusak ratusan rumah. Banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Beringin ini mengakibatkan beberapa sekolah, panti asuhan, dan tempat ibadah mengalami kerusakan parah. Salah satu sekolah yang cukup parah adalah MTs Dondong hingga ambruk.

Di Kecamantan Ngaliyan sedikitnya empat RW di Kelurahan Wonosari, yakni RW6,7, 1 dan 2 terendam Lumpur. Selain itu,Kelurahan Purwoyoso, Gondorio dan Wates juga terkena dampak dari banjir bandang tersebut. Sementara untuk Kecamatan Tugu,yang terkenan banjir adalah Kelurahan Mangunharjo, Mangkang Wetan, Panggung. Ratusan rumah mengalami rusak berat dan ringan, bahkan beberapa diantaranya rata dengan tanah akibat terseret arus. Lokasi yang paling parah terkena dampak dari banjir bandang terjadi di Kelurahan Wonosari Ngaliyan. Karena jebolnya tanggung kali beringin berada tepat di belakang perkampungan warga Wonosari. Tanggul Kali Bringin, yang hanya berjarak lima puluh meter dari permukiman warga tersebut jebol sepanjang 100 meter.

Meski tanggul tersebut memiliki ketebalan mencapai lebih dari satu meter,namun tidak mampu menahan derasnya air. Menurut pengakuan salah seorang warga yang rumahnya tidak jauh dari lokasi jebolnya tanggul, mengatakan awalnya airnya hanya sebetis. Namun, tiba-tiba terdengar suara seperti retakan,dan dalam waktu kurang dari 15 menit air langsung menerjang sehingga warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.“Air awalnya hanya sedikit, tapi tiba-tiba langsung menerjang,” ujar Muhzikin warga RT01/06 Wonosari. Banjir yang terjadi sejak Selasa (9/11) malam itu terbilang paling parah dari sebelumnya.Banjir kali ini menyisakan endapan material lumpur hingga ketebalan 50 cm.

Sementara itu, puluhan prajurit TNI dari Kodim 0733 BS,Arhanudse, 400/Rider, Lanal Semarang, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, dan beberapa relawan serta warga setempat terlihat bahu membahu membersihkan endapan lumpur yang terdapat di lokasi banjir.“Dari TNI ada sebanyak 400 personil yang diturunkan hari ini (kemarin),” ujar Kepala Staf Kodim (Kasdim) Mayor Budi Y. Endapan lumpur yang cukup tebal dibersihkan dengan cara disemprot air dari beberapa mobil pemadam kebakaran. Setelah itu diangkut ke truk sampah yang telah disiapkan, tidak hanya menggunakan peralatan manual, juga dikerahkan sejumlah alat berat untuk menyingkirkan lumpur yang masih mengendap di jalan-jalan.

Sementara itu, warga korban banjir mengeluhkan tidak meratanya distribusi bantuan nasi bungkus dari pemerintah. Bahkan, warga belum menerima bantuan sembako dari pemerintah, padahal bantuan tersebut sangat di butuhkan warga. Banjir bandang yang menerjang sejumlah kelurahan di kecamatan Ngaliyan dan Tugu Kota Semarang akibat jebolnya tanggul Kali Bringin,yang jebol hingga 100 meter.Sulastri,75,warga Karanggayam RT3 RW2,Keluarhan Mangunharjo yang rumahnya ambruk akibat diterjang banjir mengaku, sejak pagi dirinya belum diberi nasi bungkus yang dibagikan oleh pemerintah.“ Belum mas,dari pagi belum ada yang memberi,”ujarnya.

Sulastri mengaku,sangat membutuhkan bantuan sembako untuk bisa di konsumsi.Pasalnya seluruh persediaan sembako miliknya, hanyut akibat diterjang banjir.”Ndak ada yang tersisa mas, rumah saya saja ambruk,” kata wanita yang hidup sendiri ini. Hal yang sama diungkapkan oleh Muhzikun warga RT01/06 Wonosari Ngaliyan, Muhzikun dan warga lain di sekitar rumahnya mengaku belum menerima bantuan sembako yang dijanjikan oleh pemerintah.

“ Belum ada mas, bantuan makan saja tadi datang dari warga sekitar yang rumahnya tidak diterjang banjir,”ujarnya. Wali Kota Semarang Soemarmo mengatakan,pihaknya sudah mendistribusikan sembako ke seluruh lokasi yang diterjang banjir. Selain itu juga sudah mengirimkan 5.000 karung dan dua truk pasir untuk membendung tanggul yang jebol. Ditanya soal dana yang disiapkan untuk korban bencana Soemarmo mengaku belum mengetahui jumlah dana yang dianggarkan.

”Anggarannya akan kita ambilkan dari dana tak terduga, kemungkinan sebesar Rp5 miliar, tapi itu untuk sekota Semarang, untuk wilayah yang diterjang banjir,akan dibahas kemudian,”ujarnya. (andik sismanto/ sari septiyaningtiyas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar