Rabu, 24 November 2010

Produksi Batu Bara Digenjot hingga 290 Juta Ton

Produksi Batu Bara Digenjot hingga 290 Juta Ton PDF Print
Sunday, 21 November 2010
PEMERINTAH optimistis tahun ini produksi batu bara nasional bakal menembus 290 juta ton,lebih tinggi dari proyeksi awal sebesar 275 ton.


Produksi batu bara nasional hingga kuartal III/2010 mencapai 206 juta ton. Jumlah ini mencapai 75% dari total target selama kurun 2010. “Produksi memang bisa terganggu curah hujan.Tapi, di akhir tahun produksi batu bara bisa mencapai angka 290 juta ton.”ujar Dirjen Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Kementerian ESDM, Bambang Setiawan. Untuk memenuhi total produksi batu bara selama setahun,pemerintah selalu memasang target realistis. Bambang menuturkan, untuk tahun 2011 target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor pertambangan naik menjadi Rp16,5 triliun. Sementara untuk target produksi batu bara sebesar 326,65 juta ton.

Dari produksi sebanyak itu, pemerintah juga mengalokasikan 78,97 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri.Pada 2009 produksi batu bara nasional mencapai 254 juta ton.Pada 2009 volume ekspor mencapai 198 juta ton, sedangkan untuk kebutuhan domestik hanya mencapai 56 juta ton atau hanya sekitar 22% dari produksi nasional. Dari tahun ke tahun volume ekspor lebih besar dibandingkan pasokan terhadap kebutuhan batu bara domestik.Di sisi lain,terdapat sejumlah kebijakan pemerintah yang mewajibkan para pelaku pertambangan batu bara untuk lebih mementingkan kebutuhan batu bara domestik sebelum diekspor.

Untuk perusahaan,Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), kewajiban ini bahkan dinyatakan di dalam perjanjian PKP2B tersebut,bahwa PKP2B bisa ekspor setelah kebutuhan domestik terpenuhi. Setelah terbitnya UU No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, penegasan tentang kewajiban mementingkan kebutuhan batu bara domestik atau disebut juga dengan domestic market obligation (DMO) semakin tegas. Lantas, apa yang selanjutnya diperlukan ke depan? Baik pelaku pertambangan batu bara maupun para konsumen dalam negeri perlu komitmen bersama untuk mementingkan produksi batu bara nasional untuk pertama-tama digunakan dalam negeri. Dalam konteks ini, terutama adalah PLTU batu bara dalam negeri sebagai pengguna batu bara terbesar.

Bambang menegaskan, para konsumen batu bara di dalam negeri, khususnya PLTU baik dari PLTU swasta maupun PLTU milik PLN sebelum membangun combustion system atau pembangunan boiler pada PLTU tersebut sebelumnya harus mempertimbangkan dan menggunakan kualitas batu bara yang ada di dalam negeri. Bukan sebaliknya, boiler dibangun dulu setelah itu baru batu baranya dicari. “Kalau mekanismenya seperti ini bakalan repot karena bisa terjadi nantinya hanya sedikit yang bisa memenuhi spesifikasi boilertersebut,’’tuturnya. Sementara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu mengatakan, produksi batu bara nasional tahun ini melebihi target yang diberikan pemerintah.

Menurut dia, hingga September produksi batu bara sudah menembus angka 310 juta ton. “Untuk tahun depan kami yakin angka produksi bisa meningkat. Semoga faktor cuaca juga mendukung.” paparnya. (hardani triyoga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar