Rabu, 10 November 2010

Aktivitas Masih Tinggi, Intensitas Letusan Menurun

Aktivitas Masih Tinggi, Intensitas Letusan Menurun PDF Print
Thursday, 11 November 2010
YOGYAKARTA(SINDO) – Sepanjang hari kemarin Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas dan material vulkanik lain.Aktivitas Merapi masih tinggi dan membahayakan, meski intensitas letusan menurun.


”Kami masih sulit memprediksi sampai kapan energi dan tekanan dari dalam Merapi akan berakhir.Merapi masih sangat fluktuatif. Kadang letusannya membesar, kemudian mengecil,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono di Yogyakarta. Kemarin gemuruh suara dari puncak juga sesekali terdengar.Kondisi ini terjadi sejak pukul 02.00 WIB hingga sore hari.Cuaca cerah membuat muntahan material vulkanik ke udara terlihat jelas darikota YogyakartamaupunKlaten. Gumpalan awan panas berwarna hitam pekat tampak membubung di atas langit Merapi.

Angin menggiring awan panas ke arah barat (Kota Magelang) dengan kecepatan sedang. Sesekali terlihat luncuran lava dengan volume sedang hingga besar. Pada pukul 06.46 sempat terjadi hujan abu dan material di sekitar Merapi dalam radius kurang dari 15 kilometer.Volume kepulan asap ini terus meningkat hingga berubah warna kecokelatan sekitar pukul 09.00.Hingga siang hari kondisi ini terus stabil dengan volume yang lebih besar. Arah angin tetap membawa kepulan awan tersebut ke arah barat menyebabkan hujan abu di Kota Magelang. Jarak aman ditetapkan pada kilometer 20. ”Meski letusan Merapi yang terjadi saat ini berkisar pada ketinggian 500-1.000 meter atau maksimal pada 2.000 meter,energi dan tekanan magma di dalam masih cukup besar,”kata Surono.

Masyarakat sekitar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman Merapi, termasuk warga Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. Sudirman, petugas pengamanan warga Dusun Brunggang, Argomulyo,Cangkringan,melarang wargaberlama-lamadilokasi.Cangkringan adalah salah satu wilayah yang rusak parah akibat letusan Merapi.Kecamatan Cangkringan di Kabupaten Sleman,DI Yogyakarta, tampak layaknya kota mati. Sejak diterjang awan dan lumpur lava panas Gunung Merapi, Jumat (5/11),warga Cangkringan terpaksa meninggalkan desa.Akibat dari itu kini tidak ada aktivitas masyarakat di sana pada umumnya, hanya segelintir warga yang berjaga dan mengambil barang.

Camat Cangkringan Samsul Bakri menjelaskan wilayah dengan 29.000 penduduk yang tersebar di 73 dusun itu telah ditinggalkan warga yang mengungsi. Sebelum musibah, roda perekonomian digerakkan masyarakat Cangkringan yang bermata pencarian sebagai peternak, penambang, petani,dan berdagang. Hingga kemarin,jajaran Direktorat Lalu Lintas Polda DI Yogyakarta bersama TNI terpaksa menutup Jalan Kaliurang menuju Gunung Merapi, tepatnya di kilometer 14.

”Penutupan terkait status awas Merapi,” ungkap Kompol Bambang Wardani di lokasi.Kepala Bagian Humas Kabupaten Sleman Endah Sri Widiastuti menjelaskan, saat ini pengungsi Sleman hingga Selasa (9/11) tercatat ada 94.615 orang. Pengungsi tersebar ke seluruh wilayah Sleman bahkan ke wilayah kota tetangga di DIY.

Orang Hilang Bertambah

Sementara itu, laporan warga yang merasa kehilangan anggota keluarga setelah bencana letusan Gunung Merapi terus bertambah. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta hingga kemarin menerima 241 laporan.Angka itu bertambah dari sehari sebelumnya,213 orang. Salah seorang anggota Posko Tim DVI Polda DIY di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito menjelaskan bahwa petugas terus menerima laporan kehilangan warga yang tinggal di sekitar Merapi. Beberapa warga yang datang langsung di antaranya menyerahkan foto anggota keluarganya yang hingga kini tidak diketahui keberadaan.

Ada pula yang memberikan informasi bentuk organ tubuh seperi kondisi gigi.Bagian Forensik RSUP Sardjito juga kemarin menerima dua korban tewas yang ditemukan di sekitar Gunung Merapi, kemarin yakni Rubinah dan Sarimin.Dengan temuan ini berarti ada penambahan korban tewas yang satu hari sebelumnya tercatat 106 orang. (adam prawira/ isfari hikmat/mn latief)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar